Kali ini lagi-lagi aku mencium bau itu
bau yang sama pada saat ku terjatuh
apakah ini sebuah bau akan mulainya kesedihanku?
dengan percaya diri, ku katakan aku tangguh
Apakah kau tahu? Ketangguhanku sebenarnya palsu
Hanya sebuah ucapan imajinasi yang ku bangun dulu
Dan asal kau tahu, ku kira semua percaya akan hal itu
Sesungguhnya mereka tuli dan tak mau tahu
Akibat kebohongan hebatku akan sebuah ketangguhan
Mereka si tuli pun mengganggapku mempunyai segudang kekuatan
Alhasil aku tak pernah mendapatkan secuil perhatian
Karena, ku selalu menyembunyikan hati yang selalu berkoar
Entah mengapa aku selalu malu
Malu mengakui kerapuhanku
Entah mengapa aku selalu menjadi gagu
Gagu ketika ku akan mengakui semua itu
Kini saatku bak menari di atas paku
Sakit yang teramat itu hanya terlihat seperti batu
Sakit yang teramat itu hanya terlihat tak mengganggu
Dan ku rasa mereka hanya menganggap sebagai angin berlalu
Benar, ini benar. Ini adalah tumpukan duka
Tumpukan duka yang berasal dari luka
Tumpukan luka yang berasal dari kesedihan menganga
Lalu, dari mana kesedihan menganga itu berasal?
Jawabannya adalah dari aku
Dari diriku, dari diriku ketangguhan terlontarkan
Dari diri ini, dari diri ini kekuatan ku lemparkan
Dan faktanya, diriku sendirilah yang menciptakan kesedihan itu
Mada.
0 komentar:
Posting Komentar